GEGER PECINAN, SAAT LASKAR TIONGHUA JAWA BERSATU MELAWAN VOC
Meriam Kumbarawa dan Kumbarawi yang menjalankan pasukan Cina
terus menggonggong membombardir benteng Kompeni di Kartasura. Di sisi lain,
tampak bahwa pasukan artileri Mataram yang bertugas meriam Subhrasta dan Segarawana
bergandengan tangan menembaki benteng pasukan VOC, Garnisun Belanda di
Kartasura cukup kuat. Dipimpin oleh seorang perwira bernama Van Velsen yang
bertanggung jawab atas 200 tentara dan meriam Eropa lengkap di beberapa kamp.
Serangan terhadap benteng VOC terjadi pada 5 Agustus 1741.
Awal perang membuka pasukan gabungan Tiongkok-Mataram melawan VOC, VOC
kewalahan untuk menentang meminta bantuan dari Bupati Cakraningrat di Madura.
Cakrangingrat menyetujui ketentuan VOC yang membantunya menjadi mandiri dari
pemerintahan Mataram.
Perang hebat ini juga sering disebut Perang Kuning.
Berbagai
strategi digunakan untuk Cina untuk melawan VOC, Prajurit Tiongkok sering
memancing VOC untuk bertarung dalam jarak dekat. Selain menghemat peluru,
mereka juga memiliki kemampuan bertarung yang cukup bagus, Mereka bertempur
dengan sengit dan menyebabkan banyak korban. Prajurit Tiongkok mengandalkan
seni bela diri dan seni bela diri, sementara tentara Mataram mengandalkan kuda
dan pedang (kavaleri)," kata sejarawan Cina dari Semarang Tjong Ki Thio
kepada merdeka.com, Rabu (1/1) 22).
Sementara Daradjadi menulis tentang pertempuran terbuka,
Laskar Jawa dan Cina juga mengandalkan perang gerilya. Mereka menyebarkan teror
dengan memasuki kastil dan memenggal musuh sebelum memenangkan diri mereka
sendiri. Aksi berani ini biasanya dihargai dengan hadiah uang oleh Patih
Mataram Notokusumo, Hal-hal seperti ini merupakan pukulan mental bagi pasukan
VOC, Dimulai dengan Pembantaian Tionghoa Batavia Perang Jawa-Cina melawan VOC
dimulai oleh pembantaian komunitas Cina di Batavia pada bulan Oktober 1740.
Pada saat itu orang-orang Cina cemas tentang pajak berat yang harus dibayar.
Komentar
Posting Komentar