MELIHAT ADA NYA KASUS BUNUH DIRI ERA SBY DAN JOKOWI BERDASARKAN DATA WHO INILAH BEBERAPA PENJELASANNYA
Calon Presiden No. 02 Prabowo Subianto mengkritik kondisi
ekonomi di Indonesia. Menurutnya, karena beban ekonomi yang kuat, ada yang
memilih untuk belanja dengan mengusir diri sendiri, Pensiunan jenderal bintang
tiga yang diterima menerima laporan tentang seorang buruh tani yang juga kepala
keluarga bernama Hardi meninggal karena ia menggantung diri di pohon jati
diterima di Desa Tawang Harjo, Grobogan. Alasannya adalah karena tidak mampu
menahan beban ekonomi, Selain itu, Prabowo juga mengutip peristiwa menggantung
dirinya di Pekalongan oleh seorang guru dan seorang penduduk di Gunung Kidul,
karena tekanan ekonomi yang dia nilai telah membuat orang lebih sengsara.
Ini adalah kisah yang dijadikan berita. Yang tidak membuat
lebih banyak berita," katanya berat, "kata Prabowo saat memberikan
pidato nasional di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan, Senin
(14/1) malam, Kalau dipikir-pikir, kasus-kasus yang terjadi akibat himpitan
ekonomi juga terjadi di era Jokowi, tetapi juga pemerintahan Presiden SBY, Misalnya
pada 2012, seorang tukang ojek, Heru Irawan (37), membantah dengan meminta
bantuan kamar mandi, di Kompleks Kementerian Agama, Kedaung Kaliangke,
Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (6/8/2012) malam. Penyebab kehancuran ekonomi.
Pada tahun yang sama, seorang ibu dan anak memilih untuk
memisahkan diri di Bogor. Diduga mereka tidak cukup kuat untuk menahan beban
hidup. Menghapus lompatan dari Jembatan Pulo Empang, Kota Bogor, Sang ibu
bernama Markiah (30), sementara putranya baru dibuka selama tiga tahun. Putera
tertua Markiah juga ingin melompat ke sungai untuk membebaskan adiknya yang
melompat terlebih dahulu. Beruntung warga berhasil membujuk anak itu untuk
membatalkan niatnya, Kasus lain, Herawati (42) dan putrinya Andika (4), ditemukan
tewas. Herawati adalah warga Kampung Cigebar RT06 / 01 Desa Bojongsari,
Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Sebelum bunuh diri dengan menolak
langkah itu, Herawati membunuh Andika dengan menenggelamkannya ke selokan.
Kemudian, Endri Heru alias Mintoko (40), seorang pekerja
bakso ditemukan tewas gantung diri di pohon rambutan dekat rumah. Sekali lagi,
masalah ekonomi adalah alasannya, Data WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2000
jumlah rata-rata korban sendirian di Indonesia adalah 4,3 kasus per 100.000
penduduk. Jumlah pria yang lolos lebih banyak dengan angka 5,9 per 100.000
penduduk, sementara wanita 2,7 kasus per 100.000 ribu penduduk, Pada 2010
rata-rata 4 kasus per 100.000 penduduk. Jumlah laki-laki adalah 5,6, sedangkan
perempuan 2,4 kasus. Sementara pada 2015, rata-rata 3,7 kasus per 100.000 ribu
penduduk. Jumlah laki-laki adalah 5,3, dan perempuan adalah 2,2.
Pada 2016, rata-rata 3,7 kasus per 100.000 penduduk. Jumlah
laki-laki adalah 5,2 sedangkan perempuan adalah 2,2 kasus per 100.000 ribu
populasi, Berdasarkan peringkat di Situs Statista pada tahun 2016, berikut
adalah 10 negara dengan jumlah rata-rata tertinggi di dunia:1. Lithuania (31,9
kasus per 100.000 populasi)
2. Rusia (31 kasus per 100.000 populasi)
3. Guyana (29,2 kasus per 100.000 populasi)
4. Korea Selatan (26,9 kasus per 100.000 populasi)
5. Belarus (26,2 kasus per 100.000 populasi)
6. Suriname (22,8 kasus per 100.000 populasi)
7. Kazakhstan (22,5 kasus per 100.000 populasi)
8. Ukraina (22,4 kasus per 100.000 populasi)
9. Latvia (21,2 kasus per 100.000 populasi)
10. Belgia (20,7 kasus per 100.000 populasi).
Sementara di Indonesia, kasus bunuh diri berjumlah 3,7 per
100.000 penduduk yang memindahkan Indonesia ke peringkat 114 di dunia
Komentar
Posting Komentar